Terbukanya luka pada Stadium Akhir | by VulturaLogos | Aug, 2025

1755786127 bc1f8416df0cad099e43cda2872716e5864f18a73bda2a7547ea082aca9b5632.jpeg

Aku menulis ini sebagai bentuk paling manusiawi atas diriku sendiri. Ini adalah pengantar dari saya pribadi… Sebagai yang rusak, lusuh, hina, bodoh, gila, dan beragam umpatan lainnya….

Luka tidak selalu hadir dalam bentuk fisik yang mengerikan; ia juga bisa lahir dari kesalahan cara pandang, dari keliru menilai sesuatu. Menghidupi luka bukan berarti menantikan sembuh atau memudar — sebab tak ada yang benar-benar sirna. Yang ada hanyalah kelupaan, seolah manusia bukanlah makhluk rapuh. Itulah penderitaan: menyelinap di setiap sisi kehidupan.

Menyadari keberadaan luka dalam kewarasan dapat melahirkan sudut pandang baru dalam mengambil keputusan. Tak jarang muncul nasihat untuk merawatnya, bahkan mengasihinya, agar celah itu tidak semakin terbuka. Meski begitu, luka tetap menjadi bentuk paling jujur dari hasrat manusia. Menyadari bahwa tidak semua hal bisa dipenuhi adalah satu-satunya siasat menghadapi derita yang tak berkesudahan.

Namun jurang itu selalu ada. Ah, siapa peduli?

Aku menulis ini untuk meluruhkan keterpurukanku, mencatat kegelisahan, mengungkap alienasi dalam satu ikatan yang disebut buku. Klasik sekali — seakan aku berlagak lebih tinggi, lebih penting dalam lingkar sosialku. Aneh dan absurd. Tapi ini hanya isi kepalaku yang mencoba mencinta. Bukan untuk merangkul kalian dengan dalih aku lebih paham akan derita. Ini aku, sadar bahwa luka adalah dunia, dan hidup tak lebih dari pemicu pendarahan.

Aku memilih memberontak, meski mungkin langkah itu membuatku semakin berdarah. Berulang kali. Hingga akhirnya dijemput fana. Inilah aku, yang merawat luka dalam diriku. Tak perlu kalian ikuti.

Orang sering berkata: hanya bodoh yang kembali terluka di tempat yang sama. Ya, mungkin akulah si bodoh itu. Namun aku masih berdiri, enggan dijinakkan oleh hidup ataupun penderitaan. Buku ini tak lebih dari katalog luka yang ditulis secara asal, tanpa rencana, tanpa peta.

Selamat menjelajahi lukaku yang mungkin, itu juga adalah lukamu…

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *