Perjalanan Dimulai. Saya akhirnya punya kesibukan baru… | by Zidan Patrio | Jul, 2025

Saya akhirnya punya kesibukan baru. Tulisan saya yang sebelumnya bercerita terkait perjalanan ke Barat Indonesia jadi mandek karena kesibukan tersebut.
Saya saat ini bekerja di sebuah Kantor Dagang Swasta. Komoditas yang diperdagangkan adalah minyak goreng. Kesibukan ini membuat saya belakangan jarang menulis.
Namun, jangan khawatir pembaca yang setia. Tulisan-tulisan ini akan saya rangkai sedikit demi sedikit sembari menceritakan segala bentuk kesibukan yang saya lakukan belakangan.
Oke, saya akan melanjutkan cerita penjelajahanku yang sebelumnya.
***
Sabtu malam, hujan gerimis tiba-tiba turun. Memang sedari siang, langit tampak mendung. Perasaan campur aduk menguat saat itu. Saya berharap hujan tak turun lebat. Sebab jas hujan saya tak cukup kuat untuk digunakan.
Saya tak pernah melakukan perjalanan semacam itu. Apalagi menggunakan kapal laut. Namun keinginan untuk menjelajah mendorong saya lebih jauh.
Seusai shalat Isya, saya mulai menyatukan barang bawaan saya. Ada satu koper ukuran kabin berisikan pakaian saya yang gak begitu banyak. Satu tas salempang lainnya juga ikut dibawa. Isinya adalah cemilan dan air putih.
Teman saya di Batam bilang, perjalanan ini sangat melelahkan. Dia menyarankan saya agar membeli cemilan untuk di perjalanan.
“Makanan di atas kapal cukup mahal harganya. Mending dibawa dari Makassar,” katanya saat itu.
Lupakan soal tas berisi cemilan itu. Malam hari, sekitar pukul 8, pesanan Gojek saya mulai tiba. Hujan masih tampak gerimis.
Jadwal keberangkatan kapal seharusnya adalah pukul 11 malam. Jadi saya harus berangkat lebih awal untuk mengantisipasi kemacetan dan kehujanan. Beruntungnya saya bisa datang tepat waktu.
Dalam perjalanan, saya sempat mengalami insiden. Kami hampir nabrak pengguna motor yang belok tiba-tiba. Gojek saya hampir nabrak tiang listrik. Saya kira waktu itu, saya akan batal berangkat. Namun untungnya tak terjadi kecelakaan parah.
Di pelabuhan, saya langsung naik ke kapal. Orang di kapal sangat baik. Ketika melihat saya kebingungan, seorang ibu datang dan bertanya apakah saya butuh bantuan. Saat itu, saya sedang mencari tempat saya yang tertera di tiket. Tiket itu saya tunjukkan ke ibu itu.
“Oh ini di kelas. Lurus, lalu belok ke kanan. Konfirmasi ke petugas,” katanya.
Saya berlalu, mengikuti petunjuk si ibu dan kemudian tiba di kamar. Kamarnya pengap dan diisi oleh enam orang, termasuk saya. Ketika saya masuk, empat tiga orang yang telah berada di dalam langsung menyambut saya. Di sinilah perkenalan itu dimulai.
***
Saya sudah mengantuk untuk menuliskan cerita ini. Saya akan melanjutkannya besok malam, saat pulang bekerja.