Biru, Bunga dan Bulan. 2; Gestara Biru | by nawaksara. | Sep, 2025

1Oz9724xXY4rIY7mPmUabmg.jpeg

Press enter or click to view image in full size

— Arsip Pribadi milik Aru;

Halo, aku Aru—masih dengan segala ketakutan akan menjadi nirfungsi dan kegemaran yang sama. Tapi hari ini, catatan ini adalah tentang Biru. Gestara Biru, begitu aku menyebutnya. Tempat pulangnya rasa takutku yang selalu disambut tenang.

Sejak sekian banyak hal yang ku gemari, Biru adalah titik fokus yang paling terang. Biru lahir di penghujung bulan Desember, saat bunga-bunga di taman sedang mekar-mekarnya. Barangkali itu alasan mengapa Biru punya hobi menyanyi dan menulis. Biru — si anak tengah, yang katanya tumbuh di antara gemuruh badai dan gemerlap bintang dalam waktu yang sama. Mungkin itu kenapa Biru bisa setenang dan secerah itu, walau sesekali keras kepalanya juga hadir. Menyebalkan sedikit, tapi itu hanya tanda bahwa Biru tahu apa yang dirinya inginkan dan punya pendirian yang teguh.

Saat ini, Biru sangat memiliki ketertarikan terhadap seni. Biru mengatur segala kegiatannya dengan sangat hati-hati, memilah dan memilih mana yang penting didahulukan agar tak salah pijak. Melihat Biru sefokus dan sehati-hati itu, membuatku merasa aman. Biru selalu tahu ke mana dirinya akan melangkah.

Namun, di balik semua istimewanya, Biru juga rapuh. Ada luka yang tak terlihat, ada hari-hari di mana Biru harus berjuang menenangkan gemuruh yang tiba. Seringkali Biru susah sekali mengungkapkan isi hatinya. Itu sebabnya, Biru butuh sosok yang bisa memahaminya tanpa perlu banyak bertanya kenapa.

Dan aku, aku merasa aman, tenang, dan nyaman saat bersama Biru. Biru tak pernah menuntutku menjadi sempurna, Biru hanya memintaku menjadi diriku yang seutuhnya. Aku merasa sangat bahagia bisa mencintai dan dicintai oleh Biru. Bersama Biru, rasanya lebih dari cukup.

Press enter or click to view image in full size

Sal Priadi - Mesra mesraannya kecil kecilan Cintanya besar-besaran

Aku menyimpan Biru pada senandung milik Sal Priadi ini. Aku juga memanjatkan segala harapan-harapan tentangku dan Biru seperti pada senandung ini. Nanti kita rekam banyak kejadian-kejadian menarik, melihat penampilan hujan di tempat lain serta pemandangan bagus di tempat jauh, ya. Juga jangan lupa, ayo kita koleksi suasana-suasana asyik agar tidak jenuh dan perasaan-perasaan yang baik agar senantiasa bertumbuh. Kita sederhana dulu, ya.. Kecil-kecilan dulu mesranya, nanti kalau sudah tiba masanya, kita usahakan agar jadi lebih indah…

Aku bersyukur menjadi Aru-nya Biru, tempat Biru bisa menanggalkan segala perangnya dan kembali menjadi damai. Aku harap kita bisa terus bersama. Aku harap kita bisa terus saling menggenggam.

Aku mencintaimu, Biru. dan akan selalu seperti itu.

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *