20251006. Our story begins at The Butchers’… | by Bridge To Irina | Oct, 2025

Halo sayangku,
Akhirnya tiba juga hari yang kita tunggu-tunggu, hari yang rasanya seperti hadiah kecil dari semesta. Kebetulan hari ini fengshuinya terasa begitu baik, semoga saat kamu membaca tulisan ini hatimu juga sedang hangat dan penuh warna. Bagaimana harimu, sayang? Bahagia, lega, atau justru berdebar seperti aku saat menulis ini? Ceritakan padaku nanti, ya, apa yang kamu rasakan setelah membaca semua kata yang kugoreskan ini, sebab aku ingin tahu apakah hatimu ikut bergetar seperti hatiku.
Sayangku, izinkan aku bercerita sedikit meski mungkin kau sudah hafal kisah ini karena aku pernah menyelipkannya padamu. Dulu, saat pertama kali mengenalmu, aku melihatmu seperti sosok yang cantik sekaligus tak tersentuh; “RP Irene yang tercantik di dunia selfol”, yang membuatku hanya bisa memandang dari kejauhan. Aku pernah ingin menyapamu, namun selalu merasa tak punya waktu yang tepat; aku hanyalah “orang pinggiran” yang mungkin tak kau kenal. Kadang, diam-diam aku mengintip akunmu, mencari tahu sedikit demi sedikit tentangmu, sembari berpura-pura tidak peduli padahal hatiku sudah penasaran. Aku pikir semesta tak akan pernah memberi kesempatan untukku mengenalmu lebih dekat, tetapi ternyata dunia ini sungguh sempit dan penuh kejutan, ya sayang?
Saat akhirnya aku berani mendekat, aku benar-benar clueless, tak tahu siapa kamu sesungguhnya. Yang kutahu hanya bahwa kamu Karina, temannya Lunar. Lalu aku berpikir, “Kenapa tidak?” toh kau juga sendiri, aku juga sendiri, dan semesta seolah membiarkan kita saling temukan. Maafkan aku, sayang, jika dulu aku terlihat sok akrab atau terlalu flirty, itu hanyalah caraku menyamarkan rasa. Tapi sejak awal kita berbincang, entah mengapa aku merasa kita sefrekuensi. Setiap percakapan denganmu terasa seperti pulang, membuatku ingin bawel tanpa jeda, seolah aku menemukan diriku yang lama hilang. Hatiku yang sempat lelah, tiba-tiba berani berharap, berani berjuang sekali lagi. Dan aku bersyukur, sayangku, bahwa orang yang memberiku rasa itu adalah kamu. Jika aku diberi pilihan untuk memulai lagi, aku akan tetap memilihmu, tanpa ragu, sebagai orang yang ingin kuajak menghabiskan waktuku.
Sebelum aku mengakhiri tulisan yang mungkin terdengar kacau ini, aku ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya. Terima kasih karena kau mau membuka hatimu untukku; terima kasih karena kau memahami segala sifatku yang sering tak masuk akal; terima kasih karena kau rela meluangkan waktumu, bahkan hingga mengorbankan jam tidurmu, demi menemaniku. Tak ada kata lain yang bisa kuucapkan selain terima kasih, sayangku, sebab keberadaanmu adalah rumah yang tak pernah kuimpikan tetapi kini kumiliki.
Dan hari ini, Senin, 6 Oktober 2025, aku ingin memohon sedikit lebih banyak waktumu, bukan sekadar untuk saling sapa atau saling rindu, tetapi untuk kita membangun kisah yang indah bersama-sama. Jadi, di hari ini, di tengah debar yang kian tak tertahan, aku bertanya padamu,